pada hari Senin, 5 Agustus 2024 Dekan Fakultas Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Adiwangsa Jambi Ade Oktarino, S.Kom.,M.S.I melakukan kunjungan ke Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi untuk melakukan audiensi terkait rencana kerjasama yang di sambut oleh Ketua LAM Kota Jambi Datuk H Nawawi Ismail.
Dalam audiensi antara Fakultas Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Adiwangsa Jambi
(UNAJA) dan Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi yang juga hadir Sekretaris LAM Kota Aswan Hidayat, terdapat beberapa poin penting yang dibahas terkait rencana kerjasama antara kedua institusi tersebut. Beberapa topik utama yang dibicarakan meliputi:
1. Pembekalan dalam Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Salah satu topik penting yang dibahas adalah pembekalan bagi mahasiswa FKIP UNAJA yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). LAM Kota Jambi diharapkan dapat memberikan pembekalan terkait nilai-nilai adat dan budaya Melayu kepada mahasiswa sebelum mereka terjun ke lapangan. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang budaya lokal dalam kegiatan KKN mereka, yang biasanya melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat setempat. Ini juga bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa tentang pentingnya melestarikan dan menghormati budaya lokal di daerah tempat mereka bertugas.
2. Pembekalan Calon Guru atau Tenaga Pendidik bagi Lulusan FKIP Universitas Adiwangsa Jambi (UNAJA)
Selain pembekalan untuk KKN, diskusi juga mencakup pembekalan bagi calon guru atau tenaga pendidik yang merupakan lulusan FKIP UNAJA. Pembekalan ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan agar tidak hanya kompeten dalam mengajar secara akademis, tetapi juga memiliki pemahaman yang kuat tentang adat dan budaya Melayu. Hal ini penting agar mereka dapat mengajarkan nilai-nilai budaya lokal kepada siswa mereka di sekolah-sekolah, serta menjadi role model yang baik dalam mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari dan proses pendidikan.
3. Pendampingan Hukum dalam Konteks Restorative Justice
Salah satu aspek penting lain yang dibahas adalah mengenai pendampingan hukum, khususnya dalam penerapan konsep Restorative Justice. LAM Kota Jambi memiliki peran penting dalam menyelesaikan sengketa atau konflik di masyarakat dengan pendekatan adat. FKIP UNAJA melihat nilai besar dalam memperkenalkan konsep Restorative Justice kepada mahasiswanya, terutama calon guru, agar mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pendekatan ini. Kerjasama ini diharapkan dapat mencakup pelatihan dan pembekalan tentang bagaimana prinsip-prinsip Restorative Justice dapat diterapkan dalam konteks pendidikan dan kehidupan sehari-hari, baik oleh mahasiswa maupun oleh para lulusan yang nantinya akan terlibat dalam dunia pendidikan.
Hasil yang Diharapkan:
Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan yang diberikan oleh FKIP UNAJA, dengan mengintegrasikan nilai-nilai adat dan budaya Melayu yang disampaikan oleh LAM Kota Jambi. Selain itu, dengan adanya pendampingan hukum berbasis Restorative Justice, diharapkan mahasiswa FKIP UNAJA akan lebih siap dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah di lapangan dengan pendekatan yang lebih humanis dan berbasis adat. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pelestarian budaya lokal melalui pendidikan.
